CHARACTER BUILDING

Pengertian Karakter

Dalam banyak literature tentang karakter ditemukan beragam istilah untuk menyebut hal yang sama. Megawangi dan Josephon et.al., menyebutnya karakter, sedangkan Popov et.al., Unell dan Wyckoff, dan Barnett menyebutnya dengan istilah Virtues Rich meminjam istilah Mega Skill untuk menyebut hal yang sama, sedangkan Tillman dan Hsu menggunakan Istilah Living Values.
Akar kata “karakter” juga dapat dari kata latin “kharakter”, ”kharassein”, dan “xharax”, yang maknanya “tool for marking”, “to engarave”, dan “pointed stake”. Kata ini mulai banyak digunakan (kembali) dalam bahsa Perancis “carcter” pada abad ke-14 dan kemudian masuk dalam bahasa Inggris menjadi “character”, sebelum akhirnya menjadi bahasa Indonesia “karakter”.
Secara etimologis karacter berarti mengukir (verb) dan sifat-sifat (noun). Secara konseptual, karakter dapat diartikan sebagai usaha terus-menerus seorang individu atau kelompok dengan berbagai cara untuk mengukir, mengembangkan, atau melembagakan sifat-sifat kebijakan pada dirinya sendiri atau pada orang lain.
Menurut Wynne (1991) kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “tomark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang berperilakutidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang berperilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang.
Dalam istilah lain disebutkan karakter berasal dari bahasa Yunani Charas sein yang berarti coretan atau goresan. Karakter ialah pribadi jiwa yang menyatakan dirinya dalam segala tindakan dan pernyataan dalam hubungannya dengan bakat pendidikan, pengalaman dan alam sekitarnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter mempunyai pengertian sifat-sifat kejiwaan; tabiat, watak, perangai, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.

KARAKTER GURU PAI :

Takwa kepada Allah SWT.
Kematangan Kepribadian
Kematangan Emosional
Kematangan Intelektual
Kemampuan Bersosialisasi
Kemampuan Membina
Kemampuan Vokasional

Dari beberapa karakter diatas saya mencoba menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:

Takwa kepada Allah SWT.
Menurut arti harfiah, takwa berarti: hati-hati, ingat, mawas diri, dan waspada. Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia pengertian takwa adalah:
· Terpeliharanya sifat diri untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya;
· Keinsafan yang diikuti kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya;
· Kesalehan hidup

Al Markum al-kulaini dalam kitabnya Al-Kafi jilid 2 halaman 8 menjelaskan takwa sebagai kekangan seseorang terhadap perbuatan dosa.

Ciri-ciri orang bertakwa:

ü Beriman hanya kepada Allah
ü Mendirikan shalat 5 waktu tepat waktu
ü Puasa wajib dan sunnah
ü Membayar zakat
ü Melaksanakan haji
ü Bisa membaca Al-Qur’an yang baik dan benar
ü Dapat menghafal Al-Qur’an minimal Juz ‘Amma
ü Bisa menterjemahkan minimal ayat-ayat pendek dalam Al-Qur’an
ü Mampu memahami kandungan Al-Qur’an
ü Mengamalkan isi Al-Qur’an
ü Tidak berfikir sekuler
ü Berpakaian yang sopan
ü Menjaga persahabatan yang islami
ü Tidak melakukan zina
ü Tidak berjudi
ü Tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme
ü Menundukan kepala dan merendahkan pandangan
ü Tidak melakukan tindakan yang sia-sia
ü Utamakan kebenaran
ü Sabar dan ikhlas
ü Tidak suka berkata kotor, ghibah, dan namimah
ü Diam dan ingat Allah

Kesimpulan dan perubahannya

Berdasarkan anjuran salah seorang dosen yang sangat berkopeten dalam bidang pembentukan karakter yaitu Ibu Nuraida, saya mencoba menjalankan sebuah program tentang ketakwaan yakni mulai dari tanggal 28 November s/d 18 Desember, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa dalam dan matangnya ketakwaan yang saya miliki.
Berkat program selama tiga minggu itu, saya menjadi mengetahui apa kekurangannya dan bagaimana cara memperbaikinya. Ternyata dari cirri-ciri diatas saya sangat lemah sekali dalam bidang Amar ma’ruf nahi munkar mungkin hanya ada peningkatan sekitar 5%, tetapi Alhamdulillah dari cirri-ciri yang lain rata-rata mengalmi peningkatan 30%.

Kematangan Kepribadian

Menurut Alport, kepribadian adalah organisasi yang dinamis dalam individu yang mencakup sistem psikofisisyang menentukan penyesuaian diri yang unik terhadap lingkungannya.
Agar definisi itu dapat dipahami secara benar, maka Alport menjelaskan setiap bagian yang terkandung dalam definisi yang dibuatnya, yaitu:
Dynamic organization
Menurut Alport kepribadian merupakan suatu organisasi sentral yang terdiri dari komponen-komponen dan menghubungkan komponen-komponen tersebut satu sama lain.
Psychophysical system
Istilah ini mengimplikasikan bahwa kepribadian bukan hanya sekedar kontruk hipotesis yang dibuat oleh pengamat tapi merupakan suatu fenomena nyata yang terdiri dari elemen mental serta neural.
Determine
Istilah ini mengandung arti bahwa kepribadian mempunyai peran aktif dalam menetapkan tingkah laku spesifik individu.
Unique
Hal ini menunjukan bahwa kepribadian dalam diri individu adalah unik, sehingga sesuatu yang ada dalam diri individu serta usaha melakukan sesuatu adalah unik.
Adjustments to his environment
Frase ini mengandung arti bahwa kepribadian berfungsi untuk mempertahankan diri, yaitu melalui penyesuaian diri terhadap lingkungan.
Sejalan dengan pendapat Alport, Worchel dan Shebilske (1995) menyatakan bahwa kepribadian adalah set karakteristik-karakteristik dan pola-pola tingkah laku (termasuk pikiran dan emosi) yangunik serta mempengaruhi cara seseorang beradaptasi dengan lingkungannya.


Ciri-ciri kematangan Kepribadian:

ü Bertindak sesuai norma agama, hukum, social dan kebudayaan
ü Menampilkan diri sebagai kepribadian yang jujur, berakhlak mulia dan teladan
ü Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
ü Bersosialisasi baik dengan lingkungan
ü Keamanan emosional
ü Memandang dunia secara objektif

Kesimpulan dan Perubahannya

Program ke-2 yang saya jalankan adalah kepribadian, yakni sebuah karakter yang harus dimiliki oleh seorang guru. Program ini dilaksanakan mulai tanggal 5 s/d 18 Desember 2008. dalam dua minggu tersebut kematangan kepribadian saya selalu naik turun, tetapi pada akhirnya saya mendapatkan kesimpulan bahwa kematangan kepribadian saya mengalami peningkatan yaitu sebesar 35%.

Kematangan Intelektual

Intelektual secara harfiah berasal dari bahasa Inggris “intellectual” termasuk adjective. Intelektual menurut AS. Hornby et.al berarti : having or showing good reasoning power, menunjukan kekuatan penalaran yang baik. Intelektual sebagai kata benda dalam bahasa Indonesia berarti ”Cendikiawan”. Sedangkan fungsi dalam kata sifat berarti intelektual, cerdik, cendika. Dilihat lebih luas, kata intelektual dapat diartikan arif yang berarti cerdik, pandai, bijaksana, berilmu. Dalam bahasa Arab intelektual adalah orang yang berakal, orang yang mengetahui, berbudaya, akal pikiran.
Sedangkan menurut istilah yang dikemukakan oleh George A. Theodorson dan Archiles G. Theodorson intelektual adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri kepada pengembangan gagasan orisinal dan terlibat dalam usaha-usaha intelektual kreatif.
Edward Shils seorang sosiolog Barat menyatakan bahwa intelektual adalah orang yang terpilih dalam masyarakat yang sering menggunakan symbol-symbol bersifat umum dan rujukan abstrak tentang manusia.
Dalam sumber yang lain dijelaskan bahwa intelegensi didefinisikan sebagai kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman. Perkataan intelegensi berasal dari kata “intelligere” yang berarti mengorganisasikan, menghubungkan, atau menyatukan dengan yang lain. Para ahli memberikan pengertian intellegensi sebagai berikut:
Menurut Throndike (1959)
Orang dianggap intellegen apabila responnya merupakan respon yang baik atau sesuai dengan stimulus yang diterimanya.
Menurut Morgan dkk (1984)
Ada 2 macam pendekatan dalam mendefinisikan intellegensi:
Pendekatan faktor (teori faktor)
Yaitu pendekatan yang melihat faktor-faktor yang membentuk intelegensi itu.
Pendekatan orientasi proses (teori orientasi proses)
Yaitu pendekatan yang melihat sisi proses intelektual itu sendiri.


Ciri-ciri kematangan Intelektual

Memiliki kemandirian berpikir
Mampu melahirkan gagasan baru
Gemar membaca dan menulis
Mampu belajar dari lingkungan
Mampu menghargai gagasan orang lain dan dapat menerima kritik
Mau belajar terus menerus
Menguasai gramatikal bahasa Indonesia dan bahasa asing
Menguasai sains dan teknologi


Kesimpulan dan Perubahannya

Menyadari betapa pentingnya kematangan intelektual yang menjadi salah satu syarat mutlak sebagai seorang guru, maka saya mencoba menerapkan ciri-ciri yang tersebut diatas dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun belum maksimal yaitu hanya dilaksanakan dalam waktu satu minggu mulai dari tanggal 12 s/d 18 Desember 2008. Tetapi saya mendapat kesimpulan bahwa kematangan intelektual yang saya miliki masih dibawah standar dan berkat program satu minggu tersebut saya bisa menaikan kematangan intelektual saya sebesar 40%.